Malam minggu yang Hot
Aku bernama Iwan Budi, saya adalah pemilik PT. Prima, yang bergerak di
bidang komputer. Sebenarnya saya telah memiliki seorang istri yang setia
dan telah memiliki beberapa orang anak. Mungkin karena istri saya
sendiri terlalu pasif dalam melakukan hubungan badan, maka saya mulai
tidak berselera kepadanya. Saya memiliki seorang sekretaris yang bernama
Yanti, ia masih muda dan berparas cukup cantik. Karena hubungan intim
dengan istri kurang memuaskan, maka saya mulai mencari-cari wanita lain.
Ke Lokalisasi saya takut kena penyakit AIDS, karena itu saya mulai
tertarik dengan Yanti.
Hari sabtu, seperti biasanya para karyawan kerja cuma sampai jam satu
siang. Tapi saya telah menyuruh agar Yanti lembur saja karena banyak
surat-surat yang belum terselesaikan. Pada saat itu waktu telah
menunjukkan pukul tiga lebih seperempat, kami (saya dan Yanti) hanya
berduaan saja di kantor. Saya masih bimbang, mampukah saya menyeleweng
dengan sekretaris sendiri...?, saya takut ia menolak dan saya akan
sangat malu. Oh...!! Ternyata setan lebih kuat, saya mulai mengadakan
aksi pertama, saya dekati dan pegang pundaknya, ia menatap wajah saya
dan pada saat itu kami beradu pandang dan ia tersipu malu.
Saya tanya, "Apakah nanti malam kamu ada acara?"
"Tidak ada" jawabnya datar.
Saya semakin berani beraksi, aku pegang tengkuknya, ia diam saja, lalu
aku bisikkan rayuan dan dia tertawa kecil. Aku sebenarnya masih muda dan
cukup ganteng, maka dengan mudah sekretarisku itu jatuh dalam
pangkuanku, dan selanjutnya dia pun sepertinya telah lama menaruh hati
padaku, maka ketika aku ajak dia makan malam, ia setuju saja.
Malam minggu, malam yang panjang bagi kita semua. Malam itu setelah
makan malam di restaurant Chinese food, maka mobil panther warna merahku
meluncur ke arah manggarai untuk mengantar Yanti pulang. Tapi rupanya
setan datang lagi, maka aku mengajak Yanti ke Motel, ternyata dia juga
nurut saja.
Setelah sampai di Motel, dia lalu mandi, dan aku telah memakai baju
tidur. Sebagai orang yang baru pertama kali menyeleweng, maka aku
gemetar ketika dia duduk di sisi tempat tidur, dia hanya dililit
selembar handuk, lalu dia tersenyum kecut dan aku pun membalas
senyumannya. Aku rangkul dia, kuciumi seluruh bagian tubuhnya, lalu
kujilati liang kewanitaannya yang sepertinya masih suci karena bentuknya
masih indah diselimuti bulu halus dan warna memeknya masih merah muda
bergerajul lembut. Kuhisap liang kewanitaannya dan ia pun mengerang
menahan nikmat yang mungkin baru kali ini ia rasakan. Tidak lama
kemudian menyemburlah cairan cinta dari liang kewanitan seluruh cairan
itu aku sedot dan telan..., oh terasa manis dan nikmat, ia pun
berkelonjotan menahan nikmat.
Setelah puas dengan acara jilat memek, maka akupun mulai beraksi membuka
seluruh baju tidurku dan kutarik dia ke tengah tempat tidur dan aku pun
merayap diatas tubuhnya lalu menghepaskan posisi penisku tepat di bibir
kemaluannya. Setelah tepat menempel, maka ku ayunkan secara teratur
maju dan mundur yang disertai bunyi deritan ranjang, ia memberi respon
dengan menghentak-hentakkan pantatnya dan menggelengkan kepalanya ke
kiri dan ke kanan sehingga rambutnya acak-acakan. Ketika kemaluanku
sebetulnya agak sulit masuk ke liang senggamanya karena liang
senggamanya masih perawan, jadi masih sempit.
Setelah 20 menit melakukan aksi, dia menjerit pelan dan memeluk diriku
erat sekali, rupanya ia orgasme lagi. Setelah ia orgasme maka lorong
kewanitaannya tambah licin lagi dan 15 menit kemudian, aku mulai
merasakan adanya cairan yang memaksa keluar dari kemaluanku, aku tekan
kuat-kuat penisku sehingga membentur bagian yang paling dalam dari liang
kewanitaan wanita dan akupun mencapai orgasme sehingga liang senggama
Yanti banjir dengan cairan maniku. Setelah itu tubuhku terasa lemas tak
berdaya, tapi hati ini sangat puas karena baru saja menikmati liang
kemaluan perawan.
Malam makin larut, Yanti telah terlelap. Aku masih belum tidur, karena
aku masih suka memandangi tubuh Yanti yang putih mulus tanpa busana di
sisiku. Aku termenung, melamun dan akhirnya aku teringat akan anak dan
istriku yang telah aku bohongi bahwa ada rapat di luar kota, Lelaki
macam apakah aku ini?
Aku manusia yang kotor seperti binatang, tapi aku tak kuasa menahan
nafsu..., pikiran berdosa terus berkecamuk di otakku sampai akhirnya
akupun terlelap juga.